selalu saja kurindu
abad-abad terus berlalu
berjuta kali berganti baju
nun jauh di sana mata bening menatapku haru
penuh rindu
mata bundaku
yang selalu kurindu
Bidadariku,
Namamu tak terukir
Dalam catatan harianku
Asal usulmu tak hadir
Dalam diskusi kehidupanku
Wajah wujudmu tak terlukis
Dalam sketsa mimpi-mimpiku
Indah suaramu tak terekam
Dalam pita batinku
Namun kau hidup mengaliri
Pori-pori cinta dan semangatku
Sebab
Kau adalah hadiah agung
Dari Tuhan
Untukku
Bidadariku
Oh ibu, jika engkau adalah matahari, aku tak ingin datang malam hari.
Jika engkau adalah embun, aku ingin selalu pagi hari.
Ibu, durhakalah aku, jika di telapak kakimu tidak aku temui sorga itu.
aku adalah lumpur hitam
yang mendebu
menempel di sandal dan sepatu
hinggap di atas aspal
terguyur hujan
terpelanting
masuk comberan
siapa sudi memandang
atau mengulurkan tangan?
tanpa uluran tangan Tuhan
aku adalah lumpur hitam
yang malang
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari
yang baik-baik lagi cantik-cantik
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan.
Bidadari-bidadari yan jelita, putih bersih dipingit dalam
rumah.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan
rinai tangis dalam hatikuabad-abad terus berlalu
berjuta kali berganti baju
nun jauh di sana mata bening menatapku haru
penuh rindu
mata bundaku
yang selalu kurindu
Bidadariku,
Namamu tak terukir
Dalam catatan harianku
Asal usulmu tak hadir
Dalam diskusi kehidupanku
Wajah wujudmu tak terlukis
Dalam sketsa mimpi-mimpiku
Indah suaramu tak terekam
Dalam pita batinku
Namun kau hidup mengaliri
Pori-pori cinta dan semangatku
Sebab
Kau adalah hadiah agung
Dari Tuhan
Untukku
Bidadariku
Oh ibu, jika engkau adalah matahari, aku tak ingin datang malam hari.
Jika engkau adalah embun, aku ingin selalu pagi hari.
Ibu, durhakalah aku, jika di telapak kakimu tidak aku temui sorga itu.
aku adalah lumpur hitam
yang mendebu
menempel di sandal dan sepatu
hinggap di atas aspal
terguyur hujan
terpelanting
masuk comberan
siapa sudi memandang
atau mengulurkan tangan?
tanpa uluran tangan Tuhan
aku adalah lumpur hitam
yang malang
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari
yang baik-baik lagi cantik-cantik
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan.
Bidadari-bidadari yan jelita, putih bersih dipingit dalam
rumah.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan
bagai rintik hujan di kota
apa gerangan makna lesu
yang menyusup masuk kalbuku
sebaik-baiknya istri adalah jika kamu memandangnya membuat
hatimu senang, jika kamu perintah dia mentaatimu, dan jika kamu
tinggal maka dia akan menjaga untukmu harta dan dirinya
agar dapat melukiskan hasratku, kekasih,
taruh bibirmu seperti bintang di langit kata-katamu,
ciuman dalam malam yang hidup,
dan deras lenganmu memeluk daku
seperti suatu nyala bertanda kemenangan
mimpiku pun berada dalam
benderang dan abadi
bukan main elok pesonanya
matanya berbinar-binar
alangkah indahnya
bibirnya,
mawar merekah di taman surga
aku cemas bila kehilangan kau
aku cemas pada kecemasanku
sayang, tancapkan dalam hati
walaupun tak kini
esok insya Allah terjadi
kita akan bulan madu lagi
berkali kali
lebih indah dari yang telah kita lalui
apabila di sorga nanti
walau tak kini
esok insya Allah terjadi
selama cinta kita tak pernah mati
selama iman masih terpatri dalam diri
Kutitipkan secuil asa
Kau berikan selaksa bahagia
Pada-Mu
Kuharapkan setetes embun cinta
Kau limpahkan samudera cinta
Inilah cinta
Tanpa rasa cemburu cinta tiada
Semua kata-kata puitis ini aku ambil dari Novel Ayat Ayat Cinta
0 komentar:
Posting Komentar